Selasa, 28 April 2015

MATA-UMP PERINGATI HARI BUMI DENGAN MELAKUKAN KEGIATAN PENINGKATAN KAPASITAS MASYARAKAT DAN PENANAMAN MANGROVE DI WILAYAH PESISIR KUBU RAYA

Dari hasil pantauan masyarakat Desa Sungai Nibung Kec.Teluk Pakedai Kab.Kubu Raya, dari tahun 2007 – 2015 hilang nya daratan wilayah ini  akibat abrasi pantai  sebesar 700 m, artinya abrasi yang terjadi sekitar 87,5 m pertahun. Dari tahun ke tahun hilang nya daratan di wilayah pesisir Sungai Nibung memiliki kerusakan yang sangat signifikan, hal ini di sebabkan oleh perubahan iklim yang mengakibat cuaca tidak menentu dan angin yang bertiup di atas lautan yang menimbulkan gelombang dan arus laut sehingga mempunyai kekuatan untuk mengikis daerah pantai. Aktifitas investasi skala besar yang kemudian mengakibatkan deforestasi hutan di wilayah sekitar Desa Sungai Nibung juga berkontribusi besar terhadap rusaknya green belt ( sabuk hijau ) di sekitar Daerah Pesisir Desa Sungai Nibung.

Melihat situasi ini Mahasiswa Pencinta Alam Unversitas Muhammadiyah Pontianak (MATA-UMP) berinisiatif untuk melakukan serangkaian kegiatan guna usaha kecil penyelamatan hutan mangrove dari kerusakan lingkungan, melalui kegiatan hari bumi 2015 dengan bekerja sama dari pihak Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Muhammadiyah Pontianak ( FPIK ) beserta Badan Ekskutif Mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Pontianak (BEM FKIP).
MATA-UMP mengawali kegiatan nya pada Tanggal 24 april 2015 pukul 07.00, M.hairuman yang di delegasikan dari pihak MATA-UMP memberikan Pendidikan Lingkungan kepada Siswa SMPN 3 Sungai Nibung dari kelas 1, 2 dan 3 tentang dampak dan manfaat mangrove secara umum,  setidak nya dengan Pendidikan Lingkungan seperti ini peserta didik mampu menumbuhkan kepedulian dan kecintaan terhadap kelestarian mangrove di daerah nya sebagai generasi yang akan datang, siswa juga sangat antusias dalam menerima pendidikan lingkungan tersebut di lihat dari keseriusan dan aktif nya mereka melemparkan pertanyaan di dalam ruang kelas SMPN 3 Sungai Nibung  setelah pendidikan lingkungan selesai. Kegiatan di lanjutkan dengan penyerahan media pembelajaran biologi oleh BEM FKIP UMP dan HIMADIBIO kepada ibu lily selaku wakil kepala sekolah smpn 3 sungai nibung yang pada saat itu berada di tempat, ibu lily memberikan apresisiasi dengan ada nya kegiatan ini karena media pembelajaran yang di berikan kepada pihak sekolah akan sangat mendukung guna membantu proses belajar mengajar di sekolah smpn 3 sungai nibung.
 Kegiatan di lanjutkan dengan penanaman mangrove pada pukul 09.00-12.15, peserta pada saat itu mencapai 70 orang dan targetan penanaman sekitar 700 pohon.Pihak-pihak yang terlibat di penanaman tersebut adalah mahasiswa pencinta alam universitas muhammadiyah pontianak MATA-UMP ,Mahasiswa Pencinta Alam Cagar Gaspasi, dosen fakultas perikanan dan ilmu kelautan FPIK UMP, badan ekskutif mahasiswa fakultas keguruan dan ilmu pendidikan BEM FKIP UMP, himpunan mahasiswa pendidikan biologi himadibio ump, Siswa SMPN 3 Sungai Nibung dan Masyarakat Desa Sungai Nibung dengan menggunakan kapal nelayan penduduk setempat. targetan dari penanaman ini di lakukan untuk menambah luas ruang terbuka hijau di kawasan Sungai Nibung , dan di lihat betapa besar nya peran penting hutan mangrove sebagai pemecah ombak, penahan abrasi, sedimentasi, badai, angin ribut, serta tsunami, tidak hanya itu mangrove juga berperan penting bagi penyaringan intrusi air laut masuk ke sungai dan untuk adaptasi mencegah perubahan iklim, sedangkan untuk fungsi pelestarian mangrove berfungsi sebagai daerah asuhan ( nursery ground ) dan daerah pemijahan ( spawning ground ) kegiatan ini sebagai bentuk tindakan nyata untuk menjaga keseimbangan alam dan melestarikan ekosistem pesisir di Desa Sungai Nibung. Karena kondisi cuaca yang tidak bersahabat pada waktu itu lokasi kegiatan di alihkan namun hal itu sama sekali tidak menyurutkan semangat kawan-kawan dan masyarakat melakukan penanaman mangrove dan kegiatannya berjalan lancar.
Peningkatan kapasitas masyarakat juga salah satu dari serangkaian kegiatan yang di lakukan oleh MATA-UMP, melihat Sungai Nibung sebagai kawasan hutan lindung ,jadi pengelolaan kawasan harus secara Agroforestry. Sesuai UU no 41 tahun 1999 tentang kehutanan bahwa, hutan sebagai modal pembangunan nasional, memiliki manfaat ekologi, social budaya, maupun ekonomi secara seimbang dan dinamis.untuk itu hutan harus di kelola, di lindungi dan di manfaatkan secara berkesinambungan bagi kesejahteraan masyarakat Indonesia baik generasi sekarang maupun yang akan datang.Melihat ini anggota mata-ump memberikan penyuluhan seputar silvo fishery yang di sampaikan oleh Bapak Eko Prasetio S.Pi, M.Si selaku pemateri dari fakultas perikanan dan ilmu kelautan universitas muhammadiyah pontianak , diskusi berjalan selama 4 jam dari pukul 18.15-21.15 dengan peserta mencapai 37 orang, diskusi pada saat itu di pimpin langsung oleh Baruni Hendri S.Pi dari anggota istimewa MATA-UMP. Semoga dengan materi silvo fishery ini   masyarakat mampu melakukan pengelolaan terpadu mangrove dan tambak di wujudkan dalam bentuk yang bersistem budidaya perikanan yang memadukan pohon mangrove sebagai bagian dari sistem budidaya, dan pemanfaatan mangrove. silvo fishery saat ini mengalami perkembangan yang pesat , karena sistem ini telah terbukti mendatangkan keuntungan bagi nelayan secara ekonomi. Setelah serangkaian kegiatan tersebut selesai Bapak Syarif Ibrahim selaku Kepala Desa Sungai Nibung Kec.Teluk Pakedai berharap kalau kegiatan seperti ini tidak hanya sekedar kegiatan ceremonial saja tapi ada tindak lanjut kedepan karena menurut Bapak Syarif Ibrahim masyarakat Desa Sungai Nibung sangat memerlukan tenaga ahli dalam pengelolaan hutan dan memberikan edukasi edukasi karena kurang nya pemahaman masyarakat dalam menjaga kelestarian lingkungan serta sangat kurang nye perhatian pemerintah dalam pembangunan infrastruktur desa sungai nibung”.
Menurut baruni hendri S.Pi selaku alumni fakultas perikanan dan ilmu kelautan ump dan anggota istimewa mata ump yang pada saat itu ikut berkontribusi dalam kegiatan yang di lakukan oleh mata ump “penting kemudian di lakukan perencanaan tata ruang desa pesisir yang lestari dan berkelanjutan, mengingat perencanaan ruang desa harus di lakukan dengan partispasi masyarakat. Artinya perencanaan ruang di rancang dan di buat oleh masyarakat”. Dalam konteks aktifitas mata ump di desa sungai nibung,penting kemudian menjadikan desa sungai nibung sebagai desa dampingan, mengingat wacana desa dampingan sebagai program kerja di mata-ump yang belum terimplementasikan ,  ujar baruni hendri.

Penulis (chairil)