MATA-UMP PERINGATI HARI BUMI DENGAN MELAKUKAN KEGIATAN PENINGKATAN
KAPASITAS MASYARAKAT DAN PENANAMAN MANGROVE DI WILAYAH
PESISIR KUBU RAYA
Dari hasil pantauan masyarakat Desa Sungai Nibung Kec.Teluk
Pakedai Kab.Kubu Raya, dari tahun 2007 – 2015 hilang nya daratan wilayah
ini akibat abrasi pantai sebesar 700 m, artinya abrasi yang terjadi
sekitar 87,5 m pertahun. Dari tahun ke tahun hilang nya daratan di wilayah
pesisir Sungai Nibung memiliki kerusakan yang sangat signifikan, hal ini di
sebabkan oleh perubahan iklim yang mengakibat cuaca tidak menentu dan angin yang bertiup di atas lautan yang menimbulkan gelombang
dan arus laut sehingga mempunyai kekuatan untuk mengikis daerah pantai.
Aktifitas investasi skala besar yang kemudian mengakibatkan deforestasi hutan
di wilayah sekitar Desa Sungai Nibung juga berkontribusi besar terhadap
rusaknya green belt ( sabuk hijau ) di sekitar Daerah Pesisir Desa
Sungai Nibung.
Melihat situasi ini Mahasiswa Pencinta Alam
Unversitas Muhammadiyah Pontianak (MATA-UMP) berinisiatif untuk melakukan
serangkaian kegiatan guna usaha kecil penyelamatan hutan mangrove dari
kerusakan lingkungan, melalui
kegiatan hari bumi 2015 dengan bekerja sama dari
pihak Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Muhammadiyah Pontianak (
FPIK ) beserta Badan Ekskutif Mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Muhammadiyah Pontianak (BEM FKIP).
MATA-UMP
mengawali kegiatan nya pada Tanggal 24 april 2015 pukul 07.00,
M.hairuman yang di delegasikan dari
pihak MATA-UMP memberikan
Pendidikan Lingkungan kepada Siswa SMPN 3 Sungai Nibung dari kelas 1, 2 dan 3 tentang dampak dan
manfaat mangrove secara umum, setidak nya dengan Pendidikan
Lingkungan seperti ini peserta didik
mampu menumbuhkan kepedulian dan kecintaan terhadap kelestarian mangrove di daerah nya sebagai generasi yang akan datang, siswa
juga sangat antusias dalam menerima pendidikan lingkungan tersebut di lihat
dari keseriusan dan aktif nya mereka melemparkan pertanyaan di dalam ruang kelas SMPN 3 Sungai Nibung setelah pendidikan lingkungan selesai. Kegiatan
di lanjutkan dengan penyerahan media pembelajaran biologi oleh BEM FKIP UMP dan HIMADIBIO kepada ibu lily selaku wakil
kepala sekolah smpn 3 sungai nibung yang pada saat itu berada di tempat, ibu
lily memberikan apresisiasi dengan ada nya kegiatan ini karena media
pembelajaran yang di berikan kepada pihak sekolah akan sangat mendukung guna
membantu proses belajar mengajar di
sekolah smpn 3 sungai nibung.
Kegiatan di lanjutkan dengan penanaman
mangrove pada pukul 09.00-12.15, peserta pada saat itu mencapai 70 orang dan
targetan penanaman sekitar 700 pohon.Pihak-pihak yang terlibat di penanaman tersebut adalah mahasiswa pencinta
alam universitas muhammadiyah pontianak MATA-UMP ,Mahasiswa Pencinta Alam Cagar Gaspasi, dosen fakultas perikanan dan ilmu kelautan
FPIK UMP, badan ekskutif
mahasiswa fakultas keguruan dan ilmu pendidikan BEM FKIP UMP, himpunan mahasiswa pendidikan biologi
himadibio ump, Siswa SMPN 3 Sungai Nibung dan Masyarakat Desa Sungai Nibung dengan menggunakan kapal nelayan penduduk
setempat. targetan dari penanaman
ini di lakukan untuk menambah luas ruang terbuka hijau di kawasan Sungai Nibung
, dan di lihat betapa besar nya peran penting hutan mangrove sebagai pemecah
ombak, penahan abrasi, sedimentasi, badai, angin ribut, serta tsunami, tidak
hanya itu mangrove juga berperan penting bagi penyaringan intrusi air laut
masuk ke sungai dan untuk adaptasi mencegah perubahan iklim, sedangkan untuk
fungsi pelestarian mangrove berfungsi sebagai daerah asuhan ( nursery ground )
dan daerah pemijahan ( spawning ground ) kegiatan ini sebagai bentuk tindakan
nyata untuk menjaga keseimbangan alam dan melestarikan ekosistem pesisir di
Desa Sungai Nibung. Karena kondisi cuaca yang tidak bersahabat pada waktu itu lokasi
kegiatan di alihkan namun hal itu sama sekali tidak menyurutkan semangat
kawan-kawan dan masyarakat melakukan penanaman mangrove dan kegiatannya
berjalan lancar.
Peningkatan kapasitas masyarakat juga salah satu dari
serangkaian kegiatan yang di lakukan oleh MATA-UMP, melihat Sungai Nibung
sebagai kawasan hutan lindung ,jadi pengelolaan kawasan harus secara Agroforestry.
Sesuai UU no 41 tahun 1999 tentang kehutanan bahwa, hutan sebagai modal
pembangunan nasional, memiliki manfaat ekologi, social budaya, maupun ekonomi
secara seimbang dan dinamis.untuk itu hutan harus di kelola, di lindungi dan di
manfaatkan secara berkesinambungan bagi kesejahteraan masyarakat Indonesia baik
generasi sekarang maupun yang akan datang.Melihat ini anggota mata-ump memberikan
penyuluhan seputar silvo fishery yang di sampaikan oleh Bapak Eko Prasetio
S.Pi, M.Si selaku pemateri dari
fakultas perikanan dan ilmu kelautan universitas muhammadiyah pontianak ,
diskusi berjalan selama 4 jam dari
pukul 18.15-21.15 dengan
peserta mencapai 37 orang, diskusi pada saat itu di pimpin langsung oleh
Baruni Hendri S.Pi dari anggota istimewa MATA-UMP. Semoga dengan materi silvo
fishery ini masyarakat mampu melakukan
pengelolaan terpadu mangrove dan tambak di wujudkan dalam bentuk yang bersistem
budidaya perikanan yang memadukan pohon mangrove sebagai bagian dari sistem budidaya,
dan pemanfaatan mangrove. silvo
fishery saat ini mengalami perkembangan yang pesat , karena sistem ini telah terbukti mendatangkan
keuntungan bagi nelayan secara ekonomi. Setelah serangkaian kegiatan tersebut
selesai Bapak Syarif Ibrahim selaku Kepala Desa Sungai Nibung Kec.Teluk Pakedai
“berharap kalau kegiatan seperti ini tidak hanya sekedar kegiatan
ceremonial saja tapi ada tindak lanjut kedepan karena menurut Bapak Syarif
Ibrahim masyarakat Desa Sungai Nibung
sangat memerlukan tenaga ahli dalam pengelolaan hutan dan memberikan edukasi
edukasi karena kurang nya pemahaman masyarakat dalam menjaga kelestarian
lingkungan serta sangat kurang nye perhatian pemerintah dalam
pembangunan infrastruktur desa sungai nibung”.
Menurut baruni
hendri S.Pi selaku alumni fakultas perikanan dan ilmu kelautan ump dan anggota
istimewa mata ump yang pada saat itu ikut berkontribusi dalam kegiatan yang di
lakukan oleh mata ump “penting kemudian
di lakukan perencanaan tata ruang desa pesisir yang lestari dan berkelanjutan,
mengingat perencanaan ruang desa harus di lakukan dengan partispasi masyarakat.
Artinya perencanaan ruang di rancang dan di buat oleh masyarakat”. Dalam
konteks aktifitas mata ump di desa sungai nibung,penting kemudian menjadikan
desa sungai nibung sebagai desa dampingan, mengingat wacana desa dampingan
sebagai program kerja di mata-ump yang belum terimplementasikan , ujar baruni hendri.
Penulis (chairil)